News Update :

Muhasabah Menjelang Ramadhan

Rabu, 03 Juli 2013

Rabu 17 Sya'ban 1434 / 26 Juni 2013 sekitar jam 10.30, di rumah kami, Fathiya dan Fatha sedang bermain bersama, bergantian antara main games di laptop, main bulutangkis, membaca KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya), bernyanyi, pidato, menari, dan polah tingkah lain khas anak-anak akhwat kecil usia 8 tahun dan 5 tahun. Pintu depan rumah terbuka, gerbang tertutup tetapi tidak kami gembok. Tiba-tiba ada suara seorang laki-laki sekitar usia 40 tahun, pakai jaket hijau, bertopi, perut cukup gendut, dan gigi tanggal satu. Menggunakan motor Mio merah, tampak rapi penampilannya.
"Mbak, saya mau memperbaiki laptop bapak" teriak laki-laki tersebut. Mbak Reni (yang menemani Fathiya dan Fatha) berdiri di pintu depan langsung menjawab, "Nanti saja Pak, menunggu Bapak dan Ibu pulang
"Kalau begitu saya minta kertas dan pulpen untuk menulis tanda servis laptop" sahut laki-laki misterius itu. Fathiya yang ikut menyaksikan dialog tersebut, mengambil kertas hvs dan pulpen, kemudian diserahkan kepada laki-laki aneh yang masih berdiri di sebelah luar pintu gerbang. Laki-laki itu menulis, seakan-akan berasal dari PT tertentu yang akan memperbaiki laptop kami dengan menulis merek NEC dan HP, no telepon PT, tanda tangan dan nama "Agus M" dengan tampilan yang asal saja menulisnya.

Setelah kertas diterima Mbak Reni, MBak Reni dan Fathiya masuk lagi ke dalam rumah. Mbak reni meneruskan aktivitas di dapur, dan Fathiya kembali menonton fim kartun bersama Fatha. TIdak disangka dan tidak dinyana, laki-laki aneh tersebut menggeser pelan-pelan pintu gerbang, kemudian menyelinap masuk ke dalam kamar kami dan langsung mengambil laptop HP dan laptop Acer yang tergeletak di atas tempat tidur, dengan gerakan tergesa-gesa tetapi cepat. Fathiya dan Fatha melihat adegan itu dengan mata telanjang, tetapi terpagut tidak dapat ber buat apa-apa. Hanya ada tanda tanya kebingungan dalam hati, "Orang itu ngapain ya, masuk ke kamar Bapak terus ngambil laptop?".

Mabk Reni tiba-tiba merasa ada seseorang yang masuk ke kamar kami, dan benar ketika Mbak Reni masuk ke kamar sudah tidak mendapati 2 laptop kami. Sejurus kemudian terdengar motor dari depan rumah terdengar menjauhi rumah kami dengan tergesa-gesa. Mbak Reni langsung shock, bercampur rasa takut dan marah, tidak bisa teriak, walau di samping rumah ada tukang yang sedang bekerja, dan tukang itu sudah kenal dengan keluarga kami. Beberasa saat kemudian Mbak Reni menelepon saya dengan ter bata-bata menjelaskan kejadian yang berlangsung begitu cepat, dan di akhiri dengan permintaan maaf seraya menangis.

Deg....!!!! Astaghfirullah hal adzim..... saya langsung bergegas pulang. Sesampai di rumah, istri saya juga sudah berada di rumah. Ada beberapa tetangga dan juga petugas reserse dari Kepolisian Ciganjur. Setelah para tetangga dan polisi pergi, kami duduk bersama, mendengar cerita lagi dari Mbak Reni dan anak-anak kami yang  nimbrung mau ikut bercerita. Kami saling menenangkan. Sepulang sholat dhuhur dari musholla, saya dan istri saya serta Fatha pergi menuju Kepolisian Ciganjur untuk melengkapi data dan informasi kejadian tersebut. Satu jam lebih kami diwawancarai oleh petugas reserse. Pas waktu ashar kami pulang. Kami sambung dengan bercanda dan menciptakan dialog-dialog ringan, berusaha agar Mbak Reni tidak terlalu merasa bersalah, dan anak-anak agar tidak merasa trauma dengan kejadian tersebut. 

Teman-temanku yang baik,

[1] Ini adalah pelajaran berharga terutama bagi kami. Siang hari ternyata bukan jaminan lebih aman dibanding dengan malam hari. Karena petugas keamanan hanya berjaga mulai pukul 19.00 sampai 06.00. Menggembok gerbang di siang hari di saat kami bekerja, adalah perlu. Sebenarnya Mbak Reni sudah menerapkan "SOP" yang benar dengan tidak mempercayai maksud dan tujuan kedatangan pencuri tadi, tetapi ternyata pencuri itu memiliki nyali di atas rata-rata dengan menyelinap masuk ke dalam rumah untuk kemudian melakukan pencurian. Dia pasti sudah mempelajari situasi lingkungan rumah kami sebelumnya.

[2] Semula saya sempat "kesal" terhadap Mbak Reni dan Fathiya, kenapa tidak berteriak minta tolong, karena di luar banyak tukang bangunan yang sedang bekerja. Setelah saya renungkan, saya sadar bahwa ini adalah cara Allah Swt menyelamatkan keluarga kami. Kalau saja Fathiya teriak, kemudian pencuri itu gelap mata, dan melakukan tindakan nekat menyakiti kedua permata kami karena panik bila ketahuan orang-orang, masya Allah.....saya tidak bisa membayangkan kesedihan  bila itu yang terjadi.

[3] Dua Laptop sangat berharga bagi kami, terutama laptop HP milik istri saya yang berisi bahan-bahan kuliah termasuk tulisan-tulisan persiapan tesisnya. Tetapi kami berdua sepakat bahwa, harga 2 laptop termasuk isinya, tidak bernilai apa-apa jika dibandingkan dengan keselamatan nyawa anak-anak kami. Sungguh setelah itu, justru saya bersyukur hanya sebagian harta kami yang di ambil pencuri, tetapi jiwa anak-anak kami dilindungi oleh Allah swt. Maha Suci Engkau Ya Allah...

[4] Disaat saya sedang belajar memperbaiki diri dengan menjaga intensitas salah satu pintu kebaikan yakni menjaga amalan bersedekah, eeeee.......Allah justru memberi "balasan" sebaliknya. Logika manusia bahwa sedekah seharusnya menjaga harta kita, menjaga datangnya bala', mendatangkan "balasan" rizki yang berlipat, dan sebagainya-dan sebagainya. Saya menghisap diri bahwa, saya sering bangga dengan amalan sedekah saya, dan saya sudah merasa banyak dengan kuantitas sedekah saya. Mak nyus bener ketika telinga ini serasa di sentil dengan kejadian ini. Ternyata : [a] sedekah saya telah menyelamatkan harta termahal saya yaitu : Fatha dan Fathiya dari tindak kejahatan dan kekerasan, dan [b] Allah Swt menginginkah lebih dari apa yang sudah saya lakukan selama ini.... astaghfirullahal adziiimmm....

Terima kasih Allah, atas cubitan cinta-Mu menjelang Ramadhan nan ceria ini..... 
Teman-temanku yang baik, mohon berkenan menambah nasihat untuk saya agar saya lebih baik ke depannya...Jazakumullah atas masukan Antum semua.

Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Tempat Kumpul Anak-anak Darussalam 2013 - 2014 | Re-Design by AnNahlWebMedia | Supported by Rhifay.