"Mbak, saya mau memperbaiki laptop bapak" teriak laki-laki tersebut. Mbak Reni (yang menemani Fathiya dan Fatha) berdiri di pintu depan langsung menjawab, "Nanti saja Pak, menunggu Bapak dan Ibu pulang"
"Kalau begitu saya minta kertas dan pulpen untuk menulis tanda servis laptop"
sahut laki-laki misterius itu. Fathiya yang ikut menyaksikan dialog
tersebut, mengambil kertas hvs dan pulpen, kemudian diserahkan kepada
laki-laki aneh yang masih berdiri di sebelah luar pintu gerbang.
Laki-laki itu menulis, seakan-akan berasal dari PT tertentu yang akan
memperbaiki laptop kami dengan menulis merek NEC dan HP, no telepon PT,
tanda tangan dan nama "Agus M" dengan tampilan yang asal saja
menulisnya.
Setelah kertas diterima Mbak Reni, MBak Reni dan
Fathiya masuk lagi ke dalam rumah. Mbak reni meneruskan aktivitas di
dapur, dan Fathiya kembali menonton fim kartun bersama Fatha. TIdak
disangka dan tidak dinyana, laki-laki aneh tersebut menggeser
pelan-pelan pintu gerbang, kemudian menyelinap masuk ke dalam kamar kami
dan langsung mengambil laptop HP dan laptop Acer yang tergeletak di
atas tempat tidur, dengan gerakan tergesa-gesa tetapi cepat. Fathiya dan
Fatha melihat adegan itu dengan mata telanjang, tetapi terpagut tidak
dapat ber buat apa-apa. Hanya ada tanda tanya kebingungan dalam hati, "Orang itu ngapain ya, masuk ke kamar Bapak terus ngambil laptop?".
Mabk Reni tiba-tiba merasa ada seseorang yang masuk
ke kamar kami, dan benar ketika Mbak Reni masuk ke kamar sudah tidak
mendapati 2 laptop kami. Sejurus kemudian terdengar motor dari depan
rumah terdengar menjauhi rumah kami dengan tergesa-gesa. Mbak Reni
langsung shock, bercampur rasa takut dan marah, tidak bisa teriak, walau
di samping rumah ada tukang yang sedang bekerja, dan tukang itu sudah
kenal dengan keluarga kami. Beberasa saat kemudian Mbak Reni menelepon
saya dengan ter bata-bata menjelaskan kejadian yang berlangsung begitu
cepat, dan di akhiri dengan permintaan maaf seraya menangis.
Deg....!!!! Astaghfirullah hal adzim.....
saya langsung bergegas pulang. Sesampai di rumah, istri saya juga sudah
berada di rumah. Ada beberapa tetangga dan juga petugas reserse dari
Kepolisian Ciganjur. Setelah para tetangga dan polisi pergi, kami duduk
bersama, mendengar cerita lagi dari Mbak Reni dan anak-anak kami yang
nimbrung mau ikut bercerita. Kami saling menenangkan. Sepulang sholat
dhuhur dari musholla, saya dan istri saya serta Fatha pergi menuju
Kepolisian Ciganjur untuk melengkapi data dan informasi kejadian
tersebut. Satu jam lebih kami diwawancarai oleh petugas reserse. Pas
waktu ashar kami pulang. Kami sambung dengan bercanda dan menciptakan
dialog-dialog ringan, berusaha agar Mbak Reni tidak terlalu merasa
bersalah, dan anak-anak agar tidak merasa trauma dengan kejadian
tersebut.
Teman-temanku yang baik,
[1]
Ini adalah pelajaran berharga terutama bagi kami. Siang hari ternyata
bukan jaminan lebih aman dibanding dengan malam hari. Karena petugas
keamanan hanya berjaga mulai pukul 19.00 sampai 06.00. Menggembok
gerbang di siang hari di saat kami bekerja, adalah perlu. Sebenarnya
Mbak Reni sudah menerapkan "SOP" yang benar dengan tidak mempercayai
maksud dan tujuan kedatangan pencuri tadi, tetapi ternyata pencuri itu
memiliki nyali di atas rata-rata dengan menyelinap masuk ke dalam rumah
untuk kemudian melakukan pencurian. Dia pasti sudah mempelajari situasi
lingkungan rumah kami sebelumnya.
[2] Semula saya sempat "kesal" terhadap Mbak Reni
dan Fathiya, kenapa tidak berteriak minta tolong, karena di luar banyak
tukang bangunan yang sedang bekerja. Setelah saya renungkan, saya sadar
bahwa ini adalah cara Allah Swt menyelamatkan keluarga kami. Kalau saja
Fathiya teriak, kemudian pencuri itu gelap mata, dan melakukan tindakan
nekat menyakiti kedua permata kami karena panik bila ketahuan
orang-orang, masya Allah.....saya tidak bisa membayangkan kesedihan
bila itu yang terjadi.
[3] Dua Laptop sangat berharga bagi kami, terutama
laptop HP milik istri saya yang berisi bahan-bahan kuliah termasuk
tulisan-tulisan persiapan tesisnya. Tetapi kami berdua sepakat bahwa,
harga 2 laptop termasuk isinya, tidak bernilai apa-apa jika dibandingkan
dengan keselamatan nyawa anak-anak kami. Sungguh setelah itu, justru
saya bersyukur hanya sebagian harta kami yang di ambil pencuri, tetapi
jiwa anak-anak kami dilindungi oleh Allah swt. Maha Suci Engkau Ya
Allah...
[4] Disaat saya sedang belajar memperbaiki diri
dengan menjaga intensitas salah satu pintu kebaikan yakni menjaga amalan
bersedekah, eeeee.......Allah justru memberi "balasan" sebaliknya.
Logika manusia bahwa sedekah seharusnya menjaga harta kita, menjaga
datangnya bala', mendatangkan "balasan" rizki yang berlipat, dan
sebagainya-dan sebagainya. Saya menghisap diri bahwa, saya sering bangga dengan amalan sedekah saya, dan saya sudah merasa banyak dengan kuantitas sedekah saya. Mak nyus
bener ketika telinga ini serasa di sentil dengan kejadian ini. Ternyata
: [a] sedekah saya telah menyelamatkan harta termahal saya yaitu :
Fatha dan Fathiya dari tindak kejahatan dan kekerasan, dan [b] Allah Swt
menginginkah lebih dari apa yang sudah saya lakukan selama ini.... astaghfirullahal adziiimmm....
Terima kasih Allah, atas cubitan cinta-Mu menjelang Ramadhan nan ceria ini.....
Teman-temanku yang baik, mohon berkenan menambah nasihat untuk saya agar saya lebih baik ke depannya...Jazakumullah atas masukan Antum semua.
0 komentar:
Posting Komentar