Kita bersama tapi hati
kita berjauhan. Kau hanyut dalam kesendirianmu, sementara pikiranku melayang
menembus awang-awang. Tak usah kukatakana apa yang menyebabkan kenyataan ini,
namun aku yakin bahwa diantara kita masih ada ikatan, betapapun lemahnya ikatan
itu sekarang.
Kuyakin masih ada sayang
yang tersisa. Hanya saja sayang kita seperti orang-orang bisu, sayang yang tak
bisa lagi terungkapkan, betapapun perhatianku begitu utuh padamu, betapapun
maklumku terhadap sikapmu.
Aku juga manusia biasa dengan segala kelemahan dengan segala kealpaan. Bukan mencari pengelakan atas
situasi ini tapi aku inginkan kau memahami ini semua. Aku ingin kau memaafkan
aku, yang sampai hari ini tetap memberimu dosa.
Sebelum ini aku memang
berada pada puncak kebingungan, tak tahu apa yang harus kulakukan, tak tahu apa
yang harus kutuliskan, sementara jam terus berputar mengurangi usiaku. Hatiku
kosong tanpa hasil apa-apa, selain kegetiran hidup dan kepedihan yang menusuk
hati.
Namun kini kukatakan padamu
tentang sikapku yang terlahir dari kekuatan jiwa untuk kembali menatap hidup,
bahwa kita harus berpisah !
Kita jalani hidup ini
dengan berbeda jalan dan tujuan, meski kekhawatiran yang ku tak tahu bagaimana
bentuknya dan terhadap apa terus menyelimutiku, menggelayutiku, membuntutiku
dan menggugat tanggung jawabku.
Aku hanya ingin pergi jauh, bersembunyi dibalik
awan, menanti rembulan nan syahdu tuk kujadikan teman tidurku, guna melepas
semua penatku.
Sayang, aku tetap mencintaimu.
Suharyadi
0 komentar:
Posting Komentar